Senin, 23-06-2008 | 00:58:12
BATAM, TRIBUN - Keberhasilan Reinhard Fredrik Batubara, siswa SMP Negeri 6, Batam, meraih ranking kedua hasil ujian nasional (UN) 2008 di wilayah Provinsi Kepulauan Riau, terhadang masalah ekonomi. Ia bingung melanjutkan sekolah ke SLTA karena keluarganya tidak sanggup lagi membiayai.
Orangtua Reinhard, Lendo Frans Batubara-Ny Lerisma Hutabarat, yang kini tinggal di Jakarta, hanya menggantungkan penghasilan dari usaha tambal ban. Sedangkan paman Reinhard di Batam hanya seorang pegawai lepas di Pelabuhan Batuampar.
Tak mau membebani paman dan bibinya yang tinggal di kawasan Bengkong Indah Atas No H/41, Reinhard berniat mengadu nasib di Jakarta menyusul orangtuanya. “Melihat kondisi orangtua yang menggantungkan hidup dari bengkel tambal ban di Jakarta, sebenarnya membuat hati saya tidak tega memberatkan mereka,” ujar Reinhard ketika ditemui Tribun, Minggu (22/6).
Namun kalau tetap berada di Batam, ia juga sadar kondisi ekonomi keluarga pamannya, Josua Hutabarat (bukan Nixon Hutabarat seperti diberitakan kemarin), juga tak memungkinkan. “Paman dan bibi saya juga memiliki keluarga sendiri, sementara kehidupan mereka juga tidak jauh berbeda dengan orang tua saya di Jakarta,” tutur Reinhard lirih sambil menundukan kepala.
Kondisi siswa berprestasi itu menarik perhatian dan membuat miris hati Ketua Dewan Pendidikan Kota Batam, Hardi S Hood. Ia mengunjungi Reinhard di rumah pamannya yang sederhana dan berada di gang sempit, Minggu sore.
Berikut petikan perbincangan antara Hardi Hood dengan Reinhard.
Selamat ya atas prestasinya lulusan terbaik ke-2 SMP se-Provinsi Kepulauan Riau
Terima kasih Pak!
Mau melanjutkan ke mana?
Belum tahu Pak, tapi rencananya saya mau ke Jakarta. Mamak dan Bapak suruh saya sekolah di sana!
Oh ya, di mana itu?
Saya tidak tahu Pak, tapi kata Bapak sekolahnya tidak jauh dari rumah!
Orangtua Adik kerja apa di sana?
Pertanyaan Hardi pun dijawab Josua, paman Reinhard
Buka usaha kecil-kecilan Pak, usaha tambal ban! Mendengar itu, Hardi pun mengangguk-anggukan kepala
Mengapa tidak di Batam saja? Reinhard tidak menjawab hanya sunggingan senyuman mengambang dari mulutnya.
Ya, boleh-boleh saja tapi pastikan lagi apa bisa sekolah nanti di sana apalagi orang tua Adik hanya bekerja tambal ban, ditambah adik-adik Reinhard juga sekolahkan?
Suasana hening sejenak! Hardi S Hood melanjutkan kata-katanya.
Begini Pak, Buk, dan Dik Reinhard, bukannya saya mendahului teman-teman di Dewan Pendidikan tapi melihat situasi dan kondisi Reinhard yang berprestasi, menurut saya merupakan aset daerah ini. Sebaiknya Reinhard sekolah di sini saja. Sekarang kan ada beasiswa yang bisa membantu biaya sekolahnya Dik Reinhard. Sementara biaya pendidikannya seperti baju seragam, buku-buku dan sejenisnya, kami dari Dewan Pendidikan Kota Batam bisa bantu, tapi yang namanya rindu dengan orang tua, ya itu sah-sah saja.
Reinhard hanya diam mendengarkan, ada kegalauan tergambar di raut wajahnya!
Begini saja, Dik Reinhard. Tak apa-apa pergi ke Jakarta dulu, diskusi dengan keluarga di sana dan jangan lupa ceritakan juga kondisi di sini, kalau biaya sekolah dan sebagainya nanti akan ditanggung pemerintah dan Dewan Pendidikan. Kalau perlu saya bisa bantu dek Reinhard masuk SMA unggulan tapi ya itu tadi, cepat selesaikan semuanya, kita takutnya nanti, di sana telat di sini juga telat, ya!
Masih memikirkan
Karena Hardi S Hood mendadak ada keperluan penting menjenguk keluarganya yang masuk rumah sakit, ia pamitan pergi. Sebelum meninggalkan rumah itu Hardi sedikit memberi bantuan uang untuk keperluan Reinhard.
Josua mengaku telah menginformasikan mengenai kelulusan Reinhard kepada orangtua di Jakarta. “Saya sudah sampaikan kabar gembira ini kepada orangtua Reinhard melalui famili di Jakarta. Namun rumah famili itu jaraknya jauh dari tempat tinggal orangtua Reinhard. Saya tidak tahu apakah kabar itu sudah sampai apa belum,” kata Josua.
Seperti diberitakan sebelumnya, alumni SD 006 Batam ini meraih nilai UN 38,05 untuk empat mata pelajaran, dengan nilai rata-rata 9,512. Ia menempati ranking kedua lulusan terbaik di wilaha Kepulauan Riau, di bawah Amanda, siswi SMP Yos Sudarso, yang mmperoleh nilai 39,35.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Muslim Bidin. berjanji akan memberikan apresiasi kepada para siswa berprestasi dalam UN. “Program beasiswa akan diberikan kepada siswa yang berprestasi, tapi belum bisa kami tentukan apa hadiah yang cocok untuk siswa ini. Bagi siswa kurang mampu tapi berprestasi akan mendapat bantuan melalui program-program yang sudah dilakukan,” ujar Muslim Bidin.
Muslim belum bisa menentukan apakah Reinhard Fredrik akan digratiskan uang sekolah dan masuk sekolah favorit di Batam.” Kalau bantuan hingga lulus sekolah SMA kemungkinan kami rapatkan dengan Dinas Pendidikan Provinsi,” tutur Muslim Bidin.
Ditanya mengenai banyaknya siswa yang tidak lulus, Muslim mengaku akan melakukan program khusus. Dirinya mengakui kalau hasil kelulusan tahun ini mengalami penurunan.
Supaya tidak terulang lagi Dinas Pendidikan Kota Batam akan melakukan program berupa training bagi kepala sekolah dan guru.”Tahun depan jangan sampai ada penurunan lagi,” tuturnya.(yah/ucu)
Source ( Tribun Batam ) Senin, 23-06-2008 | 00:58:12
|